laporan cara isolasi piperin dari lada hitam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lada atau sering disebut merica (Piper nigrum L.) merupakan
tanaman rempah yang sangat disukai oleh para pedagang kuliner yang
biasanya dicampurkan pada masakan. Selain itu, lada dapat digunakan sebagai
obat tradisional dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Terutama dalam
masyarakat yang masih serba terbatas dalam menjangkau pengobatan medis yang
begitu mahal dan canggih seperti saat ini. Lada mengandung serat dan vitamin.
Selain itu, lada juga mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu senyawa
alkaloid berupa piperin (Wulandari, 2012).
Buah lada hitam mengandung minyak volatil, alkaloid, flavonoid,
karbohidrat dan protein. Lada hitam di julukan dengan ” King of spices”
karena aroma dan flavor yang menyengat yang berasal dari komposisi minyak volatil. Lada hitam mengandung bahan-bahan
antioksidan dan juga mengandung piperin yang diketahui berkhasiat
sebagai obat analgenik, antipiretik,anti inflamasi, serta memperlancar proses
pencernaan (Epstein, 1993).
Peperin merupakan senyawa metabolit sekunder yang
diperoleh dari buah lada (Piper ningrum L.) dengan cara
mengisolasi. Isolasi dalam percobaan ini yaitu mengambil senyawa piperin yang
terdapat dalam lada melalui ekstraksi soxhletasi dengan menggunakan pelarut
organik seperti etanol. Piperin merupakan senyawa polar begitupun dengan etanol
sehingga etanol mampu melarutkan piperin yang terdapat dalam lada sesuai dengan
prinsip like dissolved like. Berdasarkan Literatur bahwa piperin
merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam alkohol yaitu etanol, dimana
antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan hidrogen (Wulandari,
2012).
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui metode isolasi piperin dari
lada (Piper ningrum L.) dengan cara soxhletasi.
1. 2 Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini yaitu mempelajari cara isolasi piperin dari lada hitam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lada (Piper nigrum Linn.)
Menurut Amanah (2009, hal: 4), bahwa taksonomi lada adalah sebagai berikut:
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Clasis: Dicotyledoneae
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae
Genus: Piper
Species: Piper nigrum L.
Buah Lada
mengandung sejumlah mineral seperti kalium, kalsium, seng, mangan, besi, dan
magnesium. Kalium merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang
membantu mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Mangan digunakan oleh
tubuh sebagai faktor rekan untuk enzim antioksidan, superoksida dismutase. Besi
sangat penting untuk respirasi sel dan produksi sel darah. Buah lada juga
merupakan sumber vitamin B-komplek seperti piridoksin, riboflavin, tiamin dan
niasin. Buah lada mengandung beberapa sumber vitamin yang berkhasiat sebagai
antioksidan seperti vitamin C dan vitamin A dan polifenol flavonoid
antioksidan, seperti: karoten, criptoxantin, zeaxantin dan likopen. Senyawa
tersebut membantu tubuh menghilangkan radikal bebas berbahaya dan melindungi
dari kanker dan penyakit. Minyak dan oleoresin lada menunjukkan aktivitas
antioksidan yang kuat dibandingkan dengan hidroksianisole butilate (BHA) dan
butilate hidroksitoluen (BHT). Piperin sebagai komponen utama alkaloid yang
terkandung di dalam lada, selain berperan sebagai antioksidan juga memiliki
antivitas anti hipertensi (Rishaferi, 2012).
2. 2 Senyawa Metabolit Sekunder
Metabolit
sekunder adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber alami
tumbuhan. Senyawa metabolik sekunder tidaklah sepenting metabolik primer dalam
kelangsungan hidup organisme, namun senyawa ini sangat berperan dalam
mempertahankan kehidupan organisme. Senyawa metabolit sekunder dapat berupa
alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid dan tanin. Misalnya, lada putih (Piper
ningrum L.) mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid yaitu piperin. (Sastrohamidjojo,
1996).
2. 3 Senyawa piperin
Piperin (1-piperilpiperidin) C17H19O3N
merupakan senyawa alkaloid yang memiliki inti piperidin. Piperin dapat
membentuk kristal berwarna kuning dengan titik leleh 127-129,5 oC, merupakan basa yang tidak optis aktif, dapat larut
dalam alcohol, benzene, eter dan sedikit larut dalam air.
Hidrolisis piperin dapat dilakukan dengan menggunakan larutan 10 % KOH-etanol
menjadi asam piperat. Berikut adalah struktur dari piperin.
Piperin
terdapat dalam senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid yang sesungguhnya
merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisilogi yang luas,
hampir tanpa terkecuali bersifat basa. Lazim mengandung nitrogen dalam cincin
heterosiklik, diturunkan dari asam amino biasanya terdapat dalam tanaman
sebagai garam asam organik (Sastrohamidjojo, 1996).
Sumber
alkaloid adalah tanaman berbunga, angiosperma. Sejumlah besar juga dapat
ditemukan pada hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman
rendah. Alkaloid adalah suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar
pada tanaman bunga, maka para ilmuwan sangat tertarik dengan aturan tanaman.
Satu genus sering kali mengandung alkaloid yang sama dan bebarapa genera yang
berbeda dalam suatu famili dapat mengandung alkaloid yang sama. (Sastrohamidjojo,
1996).
Alkaloid
dapat diketahui dengan melihat sifat fisika dan kimia. Sifat fisika alkaloid
yaitu berbentuk amorf dan beberapa nikotin dan koinin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa kompleks spesies
aromatik berwarna (contoh, berberin berwarna kuning dan betanin berwarna
merah). Umumnya, basa bebas hanya larut dalam pelarut organik meskipun beberapa
pseudo dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener
sangat larut dalam air sedangkan sifat kimianya yaitu tergantung adanya
pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan
nitrogen bersifat melepaskan elektron sebagai contoh gugus alkil, maka ketersediaan
elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa (Sastrohamidjojo,
1996).
2.4 Isolasi
Isolasi
merupakan salah satu cara untuk memisahkan senyawa yang terdapat dalam bahan
alam untuk memperoleh atau mengambil satu senyawa yang diinginkan. Misalnya,
tumbuhan mengandung ribuan senyawa sebagai metabolit primer dan metabolit
sekunder. Biasanya proses isolasi senyawa dari bahan alami mengisolasi senyawa
metabolit sekunder, karena dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Isolasi dapat dilakukan berbgai macam metode, salah satunya yaitu ekstraksi
padat cair dengan menggunakan metode ekstraksi soxhletasi.
2.5 Ekstraksi Soxhletasi
Prinsip
ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik
yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah (ketel)
yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan
untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap
dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga) bungaan misalnya bunga
cempaka, melati, mawar, kenanga, lily dan lain-lain. Pelarut yang biasanya
digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena, dan alkohol
(Munawaroh, 2010).
Ekstraksi
padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan
menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih
dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau dapat juga diiris menjadi bagian yang
kecil atau tipis. Kemudian padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas
saring. Padatan yang telah terbungkus kertas saring dimasukkan ke dalam alat
ekstraksi soxhlet. Pelarut organik dimasukkan ke dalam labu godog. Kemudian
peralatan dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi dilakukan
dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak (Khamidinal,
2009).
Ekstraksi
pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan
secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini
juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk
kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan pada pekerjaan
preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium.
Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat
ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current
craig (Alimin, 2007, hal: 51).
Menurut
Munawaroh (2010), bahwa syarat pelarut yang digunakan sebagai berikut:
1. Harus dapat melarutkan semua zat
wangi bunga dengan cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan
seperti: lilin, pigmen, serta pelarut harus bersifat selektif.
2. Harus mempunyai titik didih yang
cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi.
3. Pelarut tidak boleh larut dalam
air.
4. Pelarut harus bersifat inert,
sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak bunga.
5. Pelarut harus mempunyai titik
didih yang seragam dan jika diuapkan tidak akan tertinggal dalam minyak.
6. Harga pelarut harus serendah
mungkin, dan tidak mudah terbakar.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Adapun percobaan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Maret 2017 pukul 14 : 00 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Juruasan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun Alat yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu neraca analitik, rangkaian soxhlet, cawan petri, gelas ukur 50 dan 10 ml , labu alas bulat, erlenmeyer
250 mL, gelas kimia 50 mL,botol semprot, corong kaca, evaporator.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquades
(H2O), etanol (C2H5OH) 95%, KOH alkoholat,
kertas saring, lada lada hitam (Piper ningrum L.), tissue, kapas.
C.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu, menyiapkan lada hitam kemudian blender
hinggga hancur, setelah itu menimbang lada hitam sebanyak 30gram. Selanjutnya lada hitam dalam dimasukkan ke dalam
selongsong, kemudian memasukkan ke dalam ekstraktor soklet yang telah dirangkai sebelumnya.
Kemudian memasukkan pelarut etanol ke dalam alat soklet dengan dua setengah kali volume ekstraktor. Selanjutnya selama dua
jam, kemudian pisahkan pelarutnya dan timbang ekstrak piperin yang dihasilkan dan
tentukan rendemennya. Kemudian ekstrak piperin Selanjutnya tambahkan
10 ml KOH alkoholik 10 %, kemudian dekantasi dari sisa yang tidak larut. Kemudian larutan alkoholat diamkan selama 24 jam, pisahkan
kristal yang berbentuk jarum berwarna kuning sebagai piperin, timbang dan
tentukan rendemennya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
|
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
|
|
1.
|
30 g lada
hitam + pelarut etanol kemudian dipanaskan
|
Ektrsak piperin berwarna coklat
|
|
|
2.
|
Ekstrak
piperin + KOH di dekantasi selama 24 jam
|
Larutan berwarna coklat kekuning-kuningan. Setelah di diamkan terbentuk kritasl kuning
|
|
|
|
|||
4.2. Analisa Data
Piperin % =
kristal yang setelah didiamkan
x 100%
Kristal sebelum didiamkan
= 0, 72 gram x 100%
30 gram
=
0, 2gram
4.3 Pembahasan
Lada (Piper ningrum L.) merupakan salah
satu jenis rempah yang memiliki bau yang khas. Piperin merupakan salah satu
senyawa yang terkandung dalam lada putih. Piperin dapat diperoleh dengan
isolasi yang berarti mengambil senyawa piperin dalam lada dengan memisahkannya
dari senyawa yang lain yang terdapat dalam lada. Metode yang dapat digunakan
untuk isolasi senyawa piperin dalam lada yaitu ekstraksi soxhletasi.
Hal yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu
menghaluskan lada pada lumpang yang berfungsi agar zat-zat yang terkandung di
dalam lada putih mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Menimbang sebanyak
30 gram lada halus sebagai sampel yang akan ditentukan
kadar piperinnya. Metode yang dapat dilakukan yaitu ekstraksi soxhletasi karena
sampel yang digunakan adalah lada putih yang berupa padatan. Selain itu,
metode ekstraksi soxhletasi lebih mudah dan efisien untuk dilakukan.
Proses
soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa etanol
digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam lada putih. Piperin
dan etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga etanol
mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip like dissolved like.
Piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam etanol, dimana antara
piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan hidrogen.
Ekstrak yang
diperoleh dibiarkan pada ruang tumbukan agar ekstrak bertambah pekat. Ekstrak
yang pekat dan kental tersebut ditambahkan dengan larutan KOH dalam alkohol dan
diperoleh larutan berwarna cokelat. Penambahan larutan KOH dalam etanol
bertujuan untuk memperoleh piperin dari ekstrak pekat tersebut, dimana di dalam
ekstrak tersebut terdapat komponen lain ketika ditambahkan KOH-alkohol yang
menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam asam
piperat dan dengan penambahan KOH-alkoholat dapat mengeliminasi senyawa
lainnya, karena dalam ekstrak tersebut masih ada zat pengotor. Masih
terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa piperin, merupakan senyawa
alkaloid golongan amida yang dapat mengalami reaksi hidrolisis baik dalam
suasana asam maupun basa. Jadi penambahan larutan KOH-alkoholat ini bertujuan
untuk mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk garamnya, karena senyawa
golongan alkaloid sering kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam asam
piperat. Filtrasi dilakukan untuk memisahkan senyawa piperin dari
pengotornya. Filtrat yang diperoleh berwarna cokelat. Filtrat yang diperoleh
dimasukkan ke dalam termos yang berisi es dan didiamkan selama semalam untuk
mempercepat proses kristalisasi. Kristal yang terbentuk selanjutnya
dilakukan direkristalisasi menggunakan etanol, rekristalisasi ini berdasarkan
prinsip perbedaan dalam kelarutan. Piperin dalam suhu kamar berbentuk kristal
dan bersifat polar yang sama dengan etanol sehingga dapat terlarut dalam
etanol. Kristal yang diperoleh berwarna kuning dengan massa kristal sebesar 2,4 gram dalam 30 gram lada putih.
Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi,
penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Kompenen utamanya adalah pipa vakum, pengontrol,
labu evaporasi, kondensor dan labu penampung hasil kondensasi (Rahayu, 2009). Berdasarkan hasil
yang diperoleh, hal ini sesuai dengan teori (Anwar, dkk. 1994, hal: 3) yang
menyatakan bahwa piperin yang terkandung dalam lada putih sebanyak 5-92% dan 50
gram.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu:
1. Metode
isolasi yang digunakan pada bahan alam dari lada putih (Piper ningrum L.) salah satunya yaitu metode ektraksi
soxhletasi.
2. Kadar
piperin dalam lada putih (Piper ningrum L.) diperoleh sebesar 2,4 % per 30,0000 g lada putih.
5. 2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya
digunakan pelarut yang lebih polar seperti metanol (CH3OH) agar
dapat diperoleh senyawa piperin yang lebih besar.
Daftar pustakanya tambahin dong kak
ReplyDeletelada putih piper album, lada hitam piper nigrum
ReplyDeleteHow to play the free slot machines in Vegas without download
ReplyDeleteThe Free Slot 하랑 도메인 Machines have been designed by players 경상남도 출장샵 for the last few 청주 출장샵 years and have developed 전주 출장안마 and have evolved over the years. It's the most played 당진 출장안마